بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØْÙ…َÙ†ِ الرَّØِÙŠْÙ…ِ
Medan, 22 November 2024 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara mengambil langkah progresif untuk mengatasi salah satu tantangan besar di lingkungan pendidikan tinggi: kekerasan seksual. Dengan visi menciptakan kampus yang aman, nyaman, dan religius, UIN Sumut menyelenggarakan pelatihan untuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS).
Acara yang berlangsung selama tiga hari di Grand Room Pancur Gading Hotel, Deli Serdang, ini diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN SU. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas Satgas PPKS dalam mencegah dan menangani kekerasan seksual, sekaligus membangun budaya akademik yang lebih sehat dan menghormati hak setiap individu.
Pendekatan Strategis dan Berbasis Nilai
Dalam sambutannya, Rektor UIN Sumut , yang mulia ibunda Prof. Dr. Hj. Nurhayati, MA, menyoroti pentingnya pendekatan holistik dalam menciptakan lingkungan akademik yang kondusif. Kampus tidak hanya menjadi tempat transfer ilmu, tetapi juga laboratorium moral yang membentuk karakter mahasiswa. Satgas PPKS adalah ujung tombak untuk menciptakan suasana yang aman dan beradab, dengan fokus pada pembinaan mental, moral, dan spiritual,” ujarnya.
Rektor UIN Sumatera Utara menekankan bahwa pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan solusi teknis tetapi juga membangun sistem yang mencerminkan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Harapannya, pelatihan ini dapat menghasilkan rencana kerja strategis, yang mencakup langkah preventif, mekanisme pelaporan yang responsif, serta layanan pendampingan bagi korban.
Prinsip Layanan: Cepat, Akurat, Komprehensif, Terintegrasi
Bapak Anas Ansor Siregar, SE, Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Medan yang menjadi salah satu narasumber, memaparkan pentingnya prinsip layanan dalam menangani kasus kekerasan seksual. “Respons cepat, data akurat, penanganan komprehensif, dan sistem yang terintegrasi adalah kunci keberhasilan layanan ini. Prinsip ini tidak hanya teknis tetapi juga mencerminkan tanggung jawab moral kita terhadap korban,” jelasnya.
Dia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk membangun sistem perlindungan yang berkelanjutan. “Kampus harus menjadi ruang yang memberikan rasa aman bagi setiap individu. Ini bukan sekadar masalah institusi, tetapi juga tanggung jawab kolektif kita sebagai masyarakat,” tambahnya.
Perspektif Peserta: Menata Masa Depan Generasi Ulul Albab
Salah satu peserta pelatihan, Tuan M. Yoserizal Saragih, M.I.Kom, menyebut bahwa kegiatan ini menunjukkan komitmen UIN Sumut untuk mewujudkan kampus yang kondusif. Pelatihan ini adalah langkah konkret untuk menciptakan lingkungan akademik yang tidak hanya berorientasi pada prestasi tetapi juga pada pembentukan karakter unggul. Ini adalah wujud nyata UIN Sumut dalam mencetak generasi ulul albab,” ujarnya.
Para peserta, yang berasal dari berbagai bidang, mendapatkan wawasan dari para ahli tentang aspek hukum, psikologi, dan pendekatan berbasis pendidikan Islam. Keterpaduan nilai religiusitas dan profesionalisme menjadi fondasi penting dalam pelatihan ini.
Komitmen Menuju Indonesia Emas 2045
Dengan langkah ini, UIN Sumut tidak hanya merespons isu kekerasan seksual secara komprehensif tetapi juga memperkuat perannya sebagai institusi pendidikan yang berkomitmen pada keadilan dan martabat manusia.
Ini adalah langkah penting menuju Indonesia Emas 2045. Generasi yang kita bentuk harus memiliki kecerdasan intelektual, moral, dan spiritual untuk menghadapi tantangan global sekaligus membangun masa depan yang lebih baik.
Pelatihan ini adalah bukti nyata bahwa UIN Sumut terus bergerak maju, mengintegrasikan progresivitas intelektual dengan visi religiusitas untuk menciptakan kampus yang benar-benar aman dan bermartabat penuh berkah.
صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØَÙ…َّد صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…
0 Komentar